THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 17 April 2009

स्टाइल is

Selasa, 2009 April 14

Artikel: Style is Individual

Ini isu basi sebenarnya. Tidak perlu terlalu lama menjelajahi internet untuk menemukan pertanyaan tentang Style Vs Style dalam berbagai forum diskusi seni beladiri (Karate Vs Kungfu menang siapa? Silat Vs Gulat siapa yang kalah? Dst dst...). Tulisan ini sekedar ingin menegaskan ulang saja bahwa STYLE IS INDIVIDUAL.

Sesungguhnya yang namanya ”style” alias ”aliran” senibeladiri, pada tingkat aplikasi ujung-ujungnya bergantung pada sang individu dan sangat individual sifatnya.
Lebih berabe-nya lagi, masing-masing individu adalah unik bagaikan molekul salju yang walau sama cantik, tapi pasti berbeda satu sama lain.

Style masing-masing individu dalam meng-ekspresikan seni beladiri-nya sudah pasti berbeda satu sama lain. Tergantung postur tubuh, kelincahan, orientasi, kesukaan, bahkan suasana hati. Menyadari hal itu, menjadi mustahil untuk membanding-bandingkan style/aliran yang satu dengan yang lainnya.

Kalau mau agak revolusioner sedikit, sesungguhnya style/aliran malah mengkotak-kotakkan manusia. Dalam salah satu pemikirannya Bruce Lee pernah berkata:

Styles tend to not only separate men - because they have their own doctrines and then the doctrine became the gospel truth that you cannot change. But if you do not have a style, if you just say: Well, here I am as a human being, how can I express myself totally and completely? Now, that way you won't create a style, because style is a crystallization. That way, it's a process of continuing growth.(Bruce Lee)

Kritik keras terhadap terbentuknya aliran ialah bahwa dalam aliran itu bisa ada doktrin yang kerap malah menjadi kebenaran mutlak yang seolah abadi. Teknik ataupun metode yang benar buat sang pencipta aliran seolah pasti manjur dan cocok bagi setiap pengikutnya di berbagai tempat dan waktu. Perbedaan-perbedaan yang sebenarnya manusiawi malah berpotensi menimbulkan cekcok dan pertengkaran saling mengaku benar sendiri.

Oleh karena itu dalam mempelajari suatu style/aliran, kita harus benar-benar mendalami setiap pelajaran yang diberikan. Kita harus sadar keunikan yang dimiliki ataupun dihadapi oleh sang pencipta aliran. Bagaimana situasi masyarakat tempat asal sang aliran tersebut, bagaimana postur tubuh sang guru besar, bagaimana pembawaan sifat ataupun filosofi hidup beliau, bagaimana pola berkelahi masyarakat pada saat itu, bagaimana cara berpakaian, persenjataan dll. Absorb what’s useful, reject what’s useless, and add what is specifically your own!

Style juga punya kecenderungan untuk dijadikan “tempat bersembunyi” bagi sebagian praktisi seni beladiri dengan hanya mengandalkan nama besar aliran. Ada sebagian orang yang tidak sepadan antara kebanggaan aliran dan kemampuan diri yang sesungguhnya.

Tapi mungkin ide menghilangkan style terlalu utopis. Bagaimanapun juga manusia pasti akan berkelompok sesuai dengan kepentingan dan keyakinannya masing-masing. Belum lagi kalau bicara tentang perlunya suatu jenjang pendidikan yang baku. Yang lebih penting ialah bagaimana agar perbedaan itu tidaklah menjadi pertengkaran.

Jadi, kalau ada yang masih ngotot bertanya soal menang mana kalau style ini melawan style itu, jawab saja: Menang aliranmu!!!! Hehehe

Semoga bermanfaat

sumber : http://jalanpetarung.blogspot.com/2008/03/artikel-style-is-individual.हटमल


0 komentar: